Pernahkah kamu mendengar bahwa pada masa awal kemerdekaan ndonesia di awali dengan berbagai banyak macam peristiwa penyerangan seperti agresi militer I dan II yang di lakukan oleh belanda. Dan atas peristiwa tersebut mengalami beberapa upaya pemerintah dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia salah satunya dengan dilakukan pemindahan ibu kota sementara di beberapak kota pada saat itu. Dimana di awali pada saat terbentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) atau bisa disebut juga dengan kabinet darurat yang di anggap sangat berperan penting dalam upaya mempertahankan kemerdekaan indonesia. Mungkin bagi kamu yang masih belum kota atau daerah mana saja yang pernah di jadikan ibu kota oleh pemerintah pada masa itu, berikut penjelasan singkatnya.
Di pimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang merupakan menteri kemakmuran republik indonesia pada era Presiden Soekarno, PDRI menjadi penyelenggara pemerintah Republik Indonesia di periode 22 desember 1948-13 juli 1949. Ada 3 kota atau wilayah yang di jadikan ibu kota pada saat itu oleh pemerintah yaitu Yogyakarta, Bukittinggi, dan satu lagi Bireuen namun ini masih di teliti karena belum bisa di pastikan dengan akurat apakah wilayah ini sempat di jadikan ibu kota oleh pemerintah pada mnasa itu.
YOGYAKARTA
Sempat menjadi ibu kota indonesia mulai dari 4 januari 1946 – 17 desember 1949. Pasca kemerdekaan indonesia pada 29 septembver 1945 jakarta jatuh ketangan belanda, kemudia Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengusulkan supaya ibu kota sementara dipindahkan ke Yogyakarta, usulan tersebut diterima presiden soekarno dan pada 4 januari dan setelah itu Ibu Kota secara resmi pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
BUKITTINGGI
Dipilih sebagai Ibu Kota Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) menggantikan Yogyakarta mulai desember 1948 hingga juni 1949. Pemidahannya disebabkan tidak lain oleh agresi militer Belanda yang kedua,dan membuat Yogyakarta jatuh serta di kuasai oleh Belanda. Agresi belanda tersebut membuat para pemimpin termasuk soekarno di tangkap dan diasingkan.
Syafruddi Prawiranegara yang sedang menjabat sebagai menteri kemakmuran RI di tunjuk untuk menjalankan pemerintahan di Bukittinggi. Pusat PDRI di Buktittinggi tersebar ditiga wilayah untuk menghindari dari kejaran belanda, yaitu Bidar Alam (Solok Selatan), Koto Tinggi (Limapuluh Kota), dan Sumur Kudus (sekarang dalam kabupaten Sijunjung).
BIREUEN
Adalah salah satu kabupaten di Aceh yang dikabarkan pernah jadi Ibu Kota sementara selama satu minggu sejak 18 juni 1948. Namun, hal ini harus diteliti lebih dalam lagi karena belum ada buku sejarah resmi yang mengatakan bahwa Bireuen pernah di pilih Soekarno untuk menjadi pusat pemerintah sementara.
Di ketahui rombongan soekarno pernah bertandang ke Bireuen dan melaksanakan rapat umum akbar di Cot Gapu. Alasan kunjungan soekarno dan penetapan Bireuen untuk menjadi Ibu Kota sementara masih perlu di teliti lebih dalam lagi.
Pemilihan Bireuen sebagai Ibu kota di anggap relatif aman dan secara geografis, wilayahnya dikelilingi berbagai perbukitan yang menjadi benteng alam untuk melindungi pusat pemerintahan sementara disana.
Jadi itulah penjelasan singkat mengenai ada 3 kota atau wilayah yang pernah menjadi Ibu Kota dalam sekejap pada masa-masa agresi Belanda yang terus dilakukan pada saat itu. Jadi bagi kamu yang belum tau atau barangkali lupa semoga membantu, dengan penjelasan di atas membantu kamu agar tau dan mengingat kembali lagi ya, karena pada dasarnya seharusnya sebagai warga negara yang baik yang menghargai jasa para pendahulu untuk mempertahakan kemerdekaan Indonesia, haruslah selalu kita ingat dan jangan pernah dilupakan. Sekian penjelasan singkat tentang Ibu Kota yang jadi dalam sekejap, semoga membantu.
👍👍👍
ReplyDeletethanks vin hehe
Deletemantap
ReplyDeletethanks
Delete